Jeneponto hadir menawarkan kesan baru. Seringkali
disebut daerah kering dan tandus, bukan berarti tak menyediakan lokasi wisata
yang hijau dan menyenangkan. Melalui panorama alam air terjun Bossolo’, Kota
Butta Turatea seakan mulai mematahkan anggapan tersebut.
Kabupaten Jeneponto,
Provinsi Sulawesi Selatan memang acapkali dianggap sebagai daerah yang panas, gersang
dan atau tandus. Hal ini karena, wilayah kota berjuluk Butta Turatea sebagian besar berada di
wilayah pesisir pantai yang cenderung kering.
Meskipun sebenarnya, di bagian wilayahnya yang lain, adapula dataran tinggi
dengan lahan subur menghijau.
Tapi jangan salah, kesan daerah Jeneponto yang kering dan
tandus sepertinya harus mulai diubah. Kabupaten yang memiliki habitat kuda
terbesar di Sulawesi Selatan ini juga mampu bersolek. Menawarkan hal lain
melalui panorama alamnya yang eksotik.
Jika anda adalah salah seorang pejalan yang senang dengan
spot keindahan air terjun. Berkunjung ke Jeneponto bukanlah merupakan
perjalanan yang patut anda sesali. Anda sebaiknya berbahagia, karena daerah ini
memiliki destinasi wisata baru bernama air terjun Bossolo’.
Nama air terjun Bossolo’ memang belum sepopuler dengan
destinasi wisata yang lebih dulu terkenal di Sulawesi Selatan. Belum banyak
orang yang benar-benar mengetahui lokasi dan keberadaan air terjun ini. Ya, air
terjun ini boleh dikata hidden paradise
atau surga tersembunyi. Sebuah daerah yang menawarkan keindahan tersembunyi.
Cukup sulit memang untuk menemukan air terjun Bossolo’. Tapi
dengan modal bertanya arah lokasi, warga dengan ramah bakal menunjukkan lokasi
yang dituju. Seperti perjalanan yang saya lakukan ke air terjun Bossolo’, Minggu
(24/1) kemarin. Saya setidaknya harus singgah beberapa kali di tengah jalan,
lalu menemui setidaknya lima warga secara bergantian untuk memastikan dimana
dan apakah arah menuju air terjun Bossolo’ memang sudah benar.
Nama air terjun Bossolo’ pertama kali saya tahu dari
media sosial. Beberapa teman di facebook mulai banyak memperbincangkan
destinasi wisata itu. Mengunduh foto air terjunnya, lalu bercerita tentang
betapa indahnya lokasi air terjun Bossolo’ tersebut. Media sosial (facebook,
instagram, twitter, dan sebagainya), belakangan ini, memang menjadi media paling
efektif untuk mensosialisasikan ataupun mempromosikan apa saja: mulai dari
barang dagangan, info kehilangan, atau hingga informasi tentang lokasi
destinasi wisata-wisata terbaru dan belum terjamah. Seperti yang para netizen
sebut tadi, hidden paradise.
Air terjun Bossolo terletak di Desa Ramba, Kecamatan Rumbia.
Lokasinya sekitar 25 km dari kota Jeneponto. Meski jauh, perjalanan tempuh
jalur darat tidak begitu membosankan. Pemandangan sawah yang hijau dan
aktivitas para petani yang baru menanam padi menjadi ajang “cuci mata” yang
mengasyikkan sekaligus menyenangkan–jika, tentunya, anda sudah bosan memandangi
kemacetan dan gedung-gedung tinggi di perkotaan.
Meski belum menemukan Desa Ramba, cukup dengan
mengunjungi Kecamatan Rumbia dan menyebut air terjun Bossolo’, anda tak perlu
khawatir bakal tersesat karena bingung menemukan air terjun Bossolo’. Karena
mulai populernya destinasi wisata baru ini, bahkan anak kecil pun bisa
menunjukkan jalan yang hendak dituju.
Sebelum benar-benar memasuki kawasan air terjun Bossolo’,
saya harus memarkir kendaraan motor lebih dulu. Sama seperti kebanyakan motor
yang sudah lebih dulu berjejer rapi sebelum saya tiba. Banyak sekali pengunjung
hari ini (Minggu, 24 Januari 2016). Jauh dari apa yang saya pikirkan: hanya ada
beberapa orang saja karena lokasinya tergolong baru.
Di dekat jembatan tempat memarkir kendaraan, ada baliho
yang cukup besar menampilkan gambar air terjun bertuliskan “Air Terjun
Tama’lulua”. Kukira salah lokasi, ternyata tulisan tersebut adalah nama lain
dari air terjun Bossolo’. “Kalau orang-orang dulu di sini memang bilangnya
Tama’lulua, tapi sekarang lebih dikenal Bossolo’,” tutur salah seorang lelaki
berambut panjang yang menjadi juru parkir usai saya tanyai untuk memastikan.
Tak perlu ada retribusi biaya masuk menuju air terjun
Bossolo’. Sebagai gantinya, cukup dengan membayar uang parkir kendaraan motor
senilai Rp3.000 yang bisa anda bayar sepulang dari air terjun tersebut.
Destinasi wisata ini memang masih ditangani warga sekitar. Pihak pemerintah
Jeneponto belum secara resmi memasukkan air terjun Bossolo’ sebagai salah satu
aset pariwisata secara resmi. Namun diakui tukang parkir tadi, Bupati Jeneponto
bersama staf pernah meninjau lokasi ini, namun belum ditindaklanjuti sampai
sekarang.
Ternyata, tidak mudah untuk menuju air terjun Bossolo’.
Karena letaknya di daerah pegunungan, maka untuk mengunjungi harus melewati
tantangan berupa jalan menurun yang cukup terjal. Jalan bebatuan, kemudian jalan
tanah yang basah dan licin membuat para pengunjung harus ekstra-hati-hati
selama berjalan. Beberapa orang terpaksa harus berhenti sejenak. Membiarkan
napasnya yang berat beristirahat, sebelum melanjutkan perjalanan. Air terjun
ini memang dikelilingi dan berada di tengah-tengah perbukitan.
Seorang wanita berfoto selfie berlatar belakang air terjun Bossolo’. Mengabadikan momen di lokasi wisata baru di Jeneponto |
Semakin tiba di dekat air terjun Bossolo’ jalanan semakin
basah, membuatnya licin oleh percikan air terjun. Namun hal tersebut tidak
menghalangi para pengunjung menikmati keindahan destinasi wisata baru Jeneponto
ini. Tak lupa, mengabadikan momen dengan berfoto selfie menjadi aktivitas wajib
selain mandi dan menikmati air terjun Bossolo’. Akan tetapi, tetap saja anda
harus menjaga kamera anda jangan sampai terkena percikan air terjun.
Jika sudah suas bermain-bermain air dan bersiap tuk
pulang, anda masih harus menyiapkan fisik. Sebab, perjalanan pulang masih
menantang dan membutuhkan energi lebih: mesti mendaki dan kembali melalui
bebatuan licin. Tapi tak usah khawatir, sesampainya di puncak kita bisa
beristirahat di toko (lebih tepatnya warung) sederhana yang menjual minum atau
makanan seadanya. Warung tersebut mulai dibangun atas inisiatif warga sendiri
yang memanfaatkan keramaian pengunjung di tempat wisata air terjun Bossolo’.
Dari puncak, mungkin saya sudah jauh meninggalkan air
terjun Bossolo’, namun keindahan di sekelilingnya masih bisa dinikmati. Dari
atas, perbukitan yang menghijau masih setia memanjakan mata: hijau, indah, dan
meneduhkan... (*)
Keindahan dan kesegaran air
terjun Bossolo’ dinikmati para pengunjung. Merasakan indahnya panorama alam
sekaligus kesejukan airnya menjadi perpaduan yang tidak bisa dilewatkan.
|
Tidak hanya air terjun saja,
suguhan pemandangan alam di Kecamatan Rumbia yang hijau menuju air terjun
Bossolo’ menjadi kenikmatan tersendiri yang memanjakan mata selama perjalanan.
|