Baru sempat nonton. Saya masuk studio dalam keadaan
deg-degan. Berusaha mengumpulkan kekuatan. Tentu tidak mudah bagi saya yang
duduk di kursi A-18, melihat kembaran sendiri bermain sebagai pemeran utama
dalam film ini. Hahaha! Oke, maafkan saya atas pikiran kotor tadi. Mari kita
kembali ke jalan yang benar...
Siapa yang tidak kenal Benedict Cumberbatch? Dengan akting yang
mumpuni dan wajah yang gagah, membuatnya popular di kalangan banyak wanita.
Tapi sayang sekali, saya tidak sedang mau menceritakan dan membahas lebih jauh
sisi itu.
Benedict Cumberbatch adalah Doctor Strange "rasa" Sherlock.
Dalam serial TV detektif yang ia bintangi, karakter yang diperankannya mirip
dalam film superhero ini: cerdas, ambisius, narsis, keras kepala—dan juga
jomblo(?). Yap, watak Benedict Cumberbatch yang memerankan Doctor Stephen
Strange tidak beda jauh dengan peran Detektif Sherlock yang ia bintangi dalam serial
TV.
Sebelumnya saya belum tahu superhero yang satu ini, bahkan
melalui komik Marvel sekalipun. Saya tidak begitu tahu karakter Doctor Strange
yang sebenarnya. Tapi, pemilihan Benedict Cumberbatch sebagai pemeran superhero
itu sangat pas bagi saya. Tidak perlu lagi diragukan lagi akting Benedict Cumberbatch
di film ini.
Benedict Cumberbatch saat memerankan Sherlock dalam serial TV yang bercerita tentang detektif. |
Tidak hanya itu, efek visualisasinya juga keren.
Mengingatkan saya akan film Inception—yang dibintangi Leonardo Dicaprio. Melihat
gedung-gedung berubah-ubah memang cukup memusingkan kepala, tapi sudah cukup
membuat mata saya berbinar-binar. Tentu saja, efeknya lebih bagus di sini,
ketimbang dalam film Inception. Lebih halus.
Beberapa bagian dialognya pun lucu. Humornya segar. Penempatan
“joke-joke” berasa tepat di tiap adegan. Acapkali ada kelucuan di balik
ketegangan akan aksi Doctor Strange melawan musuh-musuhnya.
Terakhir, ini film superhero produksi Marvel ini. Jadi ya
itu, alur cerita dan karakternya cenderung kuat. Agak berbeda dengan “tetangga
sebelah” dalam membuat film superhero—yang kadang-kadang kehilangan arah. Hehehe!
Memang sih dalam film Doctor Strange ini ditemukan banyak kebetulan-kebetulan
yang (sepertinya) memang sengaja diciptakan agar alur cerita tidak terlalu
panjang (masalah durasi).
Salah satunya, saat Doctor Strange ke Kathmandu mencari
lokasi Kamar Taj. Dalam kebingungan, secara “kebetulan” ada Baron Mordo (Chiwetel
Ejiofor) yang mendengar Strange mencari tempat spiritual tersebut. Meski
begitu, tetap saja, kebetulan-kebetulan yang saya maksud itu tidak begitu
kentara sebagai sebuah kebetulan. Gitu.
Oh iya, mungkin Doctor Strange akan berkecimpung dalam film Avengers
atau film Marvel lain berikutnya. Pada bagian extra-scene yang terdapat di pertengahan credit title, di situ
Doctor Strange tengah berbincang dengan Thor, salah satu anggota Avengers.