NAMAMU DAN PERTEMUAN KITA

Pertemuan ini tentu sudah diatur sedemikian rupa. Menulis kisah pertemuan kita adalah suatu hal luar biasa bagiku biar aku tak lupa. Aku selalu ingin tak pernah lupa pada rupa yang terlukis lewat jumpa.



Senin, 30 Desember 2013. Aku sengaja mencatat tanggal pertemuan kita dalam telepon genggamku, mengingatnya dalam otakku, dan tanpa sepengetahuanmu.

Malam itu, pukul 20:17 Wita. Aku datang ke salah satu toko buku di salah satu pusat perbelanjaan Makassar. Toko dengan sepenggal kata 'media' sebagai namanya.

Setiap bulan sepertinya sudah menjadi agenda wajib bagiku mengunjungi toko buku. Salah satu tempat favoritku, hanya untuk sekadar menyapa jejeran buku yang menunggu untuk dibeli.

Aku menghitung. Hampir 55 menit lamanya aku berjalan dari rak buku yang satu ke rak yang lain. Hingga menemukan buku bacaan yang cocok. Saat itu aku memilih tiga buku bacaan (novel). Semua buku ditulis oleh Mitch Albom.

Merasa sudah cukup dengan buku-buku itu. Kaki-kaki kembali melangkah ke arah kasir, tempat untuk memindahtangankan kepemilikan hak buku dengan barter sejumlah uang sesuai label harga tertentu.

Saat itulah aku dan kamu bertemu. Mungkin selanjutnya lebih mudah menyebutnya pertemuan 'kita'. Aku lelaki dan kamu wanita. Begitulah…

Kamu bekerja sebagai salah satu kasir di toko buku itu. Sebenarnya ada lagi satu teman di sebelahmu yang melakukan hal yang sama denganmu. Tapi entah mengapa aku tiba-tiba saja memilih kamu sebagai orang yang berhak melakukan transaksi pembelian bukuku ini.

Ada satu orang pengunjung yang sedang kamu layani terlebih dahulu, sebelum tiba giliran antrianku. Tapi itu memberi sedikit jeda waktu untuk memvisualisasikan bentuk dirimu dalam pikiranku.

Berseragam dominasi Biru tua dengan gabungan hitam. Wajahmu sedikit bulat dengan tahi lalat di sekitar pipi sebelah kiri.

Riasan make-up sebenarnya hampir menutupi titik hitam itu di pipimu. Tapi, aku tak mau disebut ceroboh untuk melewatkan hal 'semanis' itu. Semanis senyummu tentunya.

Jam di handphone-ku kini menunjukkan Pukul 21.26. Yah...aku masih sempat melihat jam saat akhirnya tiba giliranku bertatapan langsung denganmu.

"Ada kartu membernya?" Itu adalah kalimat yang kali pertama keluar dari mulutmu. Sebenarnya aku sangat menyayangkan dan sedikit menyesal mengapa pertemuan kita diawali dengan pertanyaan seperti itu.

"Mengapa tidak kamu tanyakan namaku lebih dahulu?" Kalimat itu ku siapkan sebagai balasan pertanyaamu. Namun aku terlalu ragu mengutarakannya secara langsung dan ku biarkan hatiku saja yang menjawabnya.

Tapi untung, senyummu masih bisa mengobati rasa sesalku tadi. Manis. Semanis tahi lalat di pipi kirimu. Namun senyummu kelihatan masih malu-malu, sesekali kamu bahkan mengulum bibirmu hanya untuk menyembunyikan senyum itu.

Kini aku tahu namamu. Bisa terlihat dari papan nama yang kamu kenakan di seragam. Pikirku, nama itu mungkin nama sapaanmu. Hanya ada empat gabungan huruf yang merangkai namamu.

Ada waktu sekitar 4 menit yang dihabiskan dalam pertemuan kita. Mungkin kamu akan mengira aku kurang kerjaan karena menjalankan aplikasi stopwatch di handphoneku. Hanya untuk mengukur seberapa lama waktu yang kita habiskan antara aku si pembeli dan kamu sebagai kasir toko buku.

Kini aku pergi meninggalkanmu. Usai transaksi pembelian buku telah selesai dengan pemberian nota sebagai tanda bukti aku telah berhak atas kepemilikan tiga buku.

Nota pemberian darimu itu bagai surat singkat yang kau tuliskan padaku. Yang isinya secara tersirat kamu menginginkan aku pergi meninggalkan dan 'melayani' lelaki yang lain daripadaku. Mungkin pernyataan itu bahkan terlalu kasar buatku.

Kini, aku pergi tanpa menoleh lagi kepadamu. Tanpa membalas nota yang aku anggap surat pemberianmu tadi. Dan aku pun tahu, kamu takkan menyempatkan diri melihat punggungku yang akan hilang dari pandanganmu.

IMHA. Nama yang singkat. Sesingkat pertemuan kita. Aku ingat itu…




*Catatan:
  • Tulisan ini sebelumnya Sudah dipublikasikan di facebook
  • Teruntuk Imha. Aku mengagumi hanya sebatas sebagai pemberi inspirasi dalam tulisanku. Tidak lebih. Terimakasih. ;)

This entry was posted on 13 Maret 2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply