Archive for Februari 2016

Air Terjun Bossolo’, Surga Tersembunyi di Jeneponto

No Comments »

Jeneponto hadir menawarkan kesan baru. Seringkali disebut daerah kering dan tandus, bukan berarti tak menyediakan lokasi wisata yang hijau dan menyenangkan. Melalui panorama alam air terjun Bossolo’, Kota Butta Turatea seakan mulai mematahkan anggapan tersebut.



Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan memang acapkali dianggap sebagai daerah yang panas, gersang dan atau tandus. Hal ini karena, wilayah kota berjuluk Butta Turatea sebagian besar berada di wilayah pesisir pantai yang cenderung kering. Meskipun sebenarnya, di bagian wilayahnya yang lain, adapula dataran tinggi dengan lahan subur menghijau.
Tapi jangan salah, kesan daerah Jeneponto yang kering dan tandus sepertinya harus mulai diubah. Kabupaten yang memiliki habitat kuda terbesar di Sulawesi Selatan ini juga mampu bersolek. Menawarkan hal lain melalui panorama alamnya yang eksotik.
Jika anda adalah salah seorang pejalan yang senang dengan spot keindahan air terjun. Berkunjung ke Jeneponto bukanlah merupakan perjalanan yang patut anda sesali. Anda sebaiknya berbahagia, karena daerah ini memiliki destinasi wisata baru bernama air terjun Bossolo’.
Nama air terjun Bossolo’ memang belum sepopuler dengan destinasi wisata yang lebih dulu terkenal di Sulawesi Selatan. Belum banyak orang yang benar-benar mengetahui lokasi dan keberadaan air terjun ini. Ya, air terjun ini boleh dikata hidden paradise atau surga tersembunyi. Sebuah daerah yang menawarkan keindahan tersembunyi.
Cukup sulit memang untuk menemukan air terjun Bossolo’. Tapi dengan modal bertanya arah lokasi, warga dengan ramah bakal menunjukkan lokasi yang dituju. Seperti perjalanan yang saya lakukan ke air terjun Bossolo’, Minggu (24/1) kemarin. Saya setidaknya harus singgah beberapa kali di tengah jalan, lalu menemui setidaknya lima warga secara bergantian untuk memastikan dimana dan apakah arah menuju air terjun Bossolo’ memang sudah benar.
Nama air terjun Bossolo’ pertama kali saya tahu dari media sosial. Beberapa teman di facebook mulai banyak memperbincangkan destinasi wisata itu. Mengunduh foto air terjunnya, lalu bercerita tentang betapa indahnya lokasi air terjun Bossolo’ tersebut. Media sosial (facebook, instagram, twitter, dan sebagainya), belakangan ini, memang menjadi media paling efektif untuk mensosialisasikan ataupun mempromosikan apa saja: mulai dari barang dagangan, info kehilangan, atau hingga informasi tentang lokasi destinasi wisata-wisata terbaru dan belum terjamah. Seperti yang para netizen sebut tadi, hidden paradise.


Air terjun Bossolo terletak di Desa Ramba, Kecamatan Rumbia. Lokasinya sekitar 25 km dari kota Jeneponto. Meski jauh, perjalanan tempuh jalur darat tidak begitu membosankan. Pemandangan sawah yang hijau dan aktivitas para petani yang baru menanam padi menjadi ajang “cuci mata” yang mengasyikkan sekaligus menyenangkan–jika, tentunya, anda sudah bosan memandangi kemacetan dan gedung-gedung tinggi di perkotaan.
Meski belum menemukan Desa Ramba, cukup dengan mengunjungi Kecamatan Rumbia dan menyebut air terjun Bossolo’, anda tak perlu khawatir bakal tersesat karena bingung menemukan air terjun Bossolo’. Karena mulai populernya destinasi wisata baru ini, bahkan anak kecil pun bisa menunjukkan jalan yang hendak dituju.
Sebelum benar-benar memasuki kawasan air terjun Bossolo’, saya harus memarkir kendaraan motor lebih dulu. Sama seperti kebanyakan motor yang sudah lebih dulu berjejer rapi sebelum saya tiba. Banyak sekali pengunjung hari ini (Minggu, 24 Januari 2016). Jauh dari apa yang saya pikirkan: hanya ada beberapa orang saja karena lokasinya tergolong baru.
Di dekat jembatan tempat memarkir kendaraan, ada baliho yang cukup besar menampilkan gambar air terjun bertuliskan “Air Terjun Tama’lulua”. Kukira salah lokasi, ternyata tulisan tersebut adalah nama lain dari air terjun Bossolo’. “Kalau orang-orang dulu di sini memang bilangnya Tama’lulua, tapi sekarang lebih dikenal Bossolo’,” tutur salah seorang lelaki berambut panjang yang menjadi juru parkir usai saya tanyai untuk memastikan.
Tak perlu ada retribusi biaya masuk menuju air terjun Bossolo’. Sebagai gantinya, cukup dengan membayar uang parkir kendaraan motor senilai Rp3.000 yang bisa anda bayar sepulang dari air terjun tersebut. Destinasi wisata ini memang masih ditangani warga sekitar. Pihak pemerintah Jeneponto belum secara resmi memasukkan air terjun Bossolo’ sebagai salah satu aset pariwisata secara resmi. Namun diakui tukang parkir tadi, Bupati Jeneponto bersama staf pernah meninjau lokasi ini, namun belum ditindaklanjuti sampai sekarang.
Ternyata, tidak mudah untuk menuju air terjun Bossolo’. Karena letaknya di daerah pegunungan, maka untuk mengunjungi harus melewati tantangan berupa jalan menurun yang cukup terjal. Jalan bebatuan, kemudian jalan tanah yang basah dan licin membuat para pengunjung harus ekstra-hati-hati selama berjalan. Beberapa orang terpaksa harus berhenti sejenak. Membiarkan napasnya yang berat beristirahat, sebelum melanjutkan perjalanan. Air terjun ini memang dikelilingi dan berada di tengah-tengah perbukitan.
Letaknya yang berada di tengah-tengah perbukitan, mengharuskan para pengunjung jalan menurun untuk menuju air terjun Bossolo. Jika pulang, tentu saja harus melalui jalan terjal dan bebatuan yang licin dengan mendaki.
Seorang wanita berfoto selfie berlatar belakang air terjun Bossolo’. Mengabadikan momen di lokasi wisata baru di Jeneponto
Semakin tiba di dekat air terjun Bossolo’ jalanan semakin basah, membuatnya licin oleh percikan air terjun. Namun hal tersebut tidak menghalangi para pengunjung menikmati keindahan destinasi wisata baru Jeneponto ini. Tak lupa, mengabadikan momen dengan berfoto selfie menjadi aktivitas wajib selain mandi dan menikmati air terjun Bossolo’. Akan tetapi, tetap saja anda harus menjaga kamera anda jangan sampai terkena percikan air terjun.
Jika sudah suas bermain-bermain air dan bersiap tuk pulang, anda masih harus menyiapkan fisik. Sebab, perjalanan pulang masih menantang dan membutuhkan energi lebih: mesti mendaki dan kembali melalui bebatuan licin. Tapi tak usah khawatir, sesampainya di puncak kita bisa beristirahat di toko (lebih tepatnya warung) sederhana yang menjual minum atau makanan seadanya. Warung tersebut mulai dibangun atas inisiatif warga sendiri yang memanfaatkan keramaian pengunjung di tempat wisata air terjun Bossolo’.
Dari puncak, mungkin saya sudah jauh meninggalkan air terjun Bossolo’, namun keindahan di sekelilingnya masih bisa dinikmati. Dari atas, perbukitan yang menghijau masih setia memanjakan mata: hijau, indah, dan meneduhkan... (*)
Keindahan dan kesegaran air terjun Bossolo’ dinikmati para pengunjung. Merasakan indahnya panorama alam sekaligus kesejukan airnya menjadi perpaduan yang tidak bisa dilewatkan.
Tidak hanya air terjun saja, suguhan pemandangan alam di Kecamatan Rumbia yang hijau menuju air terjun Bossolo’ menjadi kenikmatan tersendiri yang memanjakan mata selama perjalanan.