"Memaki" Raden Mandasia


RADEN MANDASIA: Si Pencuri Daging Sapi adalah buku yang bangsat. Keterlaluan. Novel sialan. Entah ada berapa kata "anjing"—sebagai bahan ejekan yang dituliskan di buku ini. Saya tak menghitungnya. Tapi jumlahnya terlampau banyak untuk membuat saya yakin bahwa ini bacaan yang menarik.

Maki-makian yang ditampilkan dalam cerita membuatnya seumpama garam dalam hidangan sayur—yang tanpanya, tak ada rasa. Sebenarnya, saya tak begitu suka dengan hal-hal yang tidak baik macam itu. Akan tetapi, di tangan penulis, umpatan itu hadir di momen-momen yang tepat. Anehnya lagi, saya suka dan menjadi percaya kalau penulis sudah melakukan hal yang benar.

Kukira, sudah lama saya tak membaca novel Indonesia sebagus Raden Mandasia. Membacanya malah membuat saya seperti sedang menonton. Kisah perjalanan Sungu Lembu dan Raden Mandasia dengan mudah divisualisasikan di dalam kepala. Saya bahkan sempat ngiler sendiri saat bagian makanan diceritakan. Kenikmatannya hadir di kepala, meski tak dicecap langsung di lidah.

Ah, sudahlah! Tak perlulah saya berpanjang lebar. Pada akhirnya, ini novel yang nikmat sekali. Anjing betul. Hahaha!

This entry was posted on 25 Agustus 2016 and is filed under ,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply