I S R A

Lelaki dalam potret ini bernama Isra. Salah satu dari sekian banyak anak yang rindu bersekolah. April lalu, saat berkunjung ke daerah tempat tinggalnya bersama para sukarelawan di komunitas sedekah buku, Isra dan teman-temannya sudah sekitar sebulan tidak mengenyam bangku pendidikan.

Dusun Cindakko, desa Bontoramba, kecamatan Tompobulu, kabupaten Maros, hanyalah salah satu daerah yang terkena imbas dari tidak meratanya akses pendidikan. Sekitar setahun lalu, daerah ini memang sudah punya sekolah darurat--walaupun jauh dari bentuk sekolah kebanyakan di perkotaan.

Saya belum begitu mengenal Isra. Tapi saya tahu, remaja yang bermimpi menjadi seorang guru ini, tentu tak mahir membolos. Sekolahnya hanya 'libur' secara terpaksa. Untuk banyak perkara yang begitu pelik, anak-anak pasrah menerima keadaan.

Agenda pada roster mata pelajaran nyaris tak ditepati. Kurikulum yang sering diganti kementerian pendidikan itu, agaknya tak berlaku di sini. Nyaris tidak ada jadwal yang pasti kapan materi pembelajaran itu diberi.

Dua guru bantu di sekolah itu, kata anak dusun Cindakko, jarang betul masuk mengajar. Ada cukup banyak masalah yang membuat saya menerka-nerka sebab-musababnya; bisa jadi akses jalan yang rusak lagi jauh, dan atau persoalan gaji guru. Itu baru dugaan. Masalahnya terlalu kompleks hingga tak etis bila menyalahkan seseorang secara sepihak.

Padahal, gairah bersekolah Isra begitu tinggi. Anak-anak dusun Cindakko punya impian yang ingin digapai. Menuju ke sekolah menempuh perjalanan kaki 3-7 km sepertinya sudah biasa. Semua demi menggapai cita-cita yang mulia.

Sekarang...Isra tak perlu menunggu waktu libur untuk tak masuk sekolah. Kabar yang datang dari seorang teman beberapa hari yang lalu mengatakan, gangguan kesehatan yang lambat ditangani, mengharuskan Isra berhenti menggapai cita-cita. Ia telah tiada; kembali ke sisi Yang Mahakuasa.

This entry was posted on 5 Oktober 2017 and is filed under ,,,,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply